Rabu, 11 Januari 2012

Pembelajaran Berbasis Keterampilan Proses

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia abad 21, pembelajaran harus mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh UNESCO dalam wujud empat pilar pendidikan (“the four pillars of education” ) yaitu : belajar untuk mengetahui (“learning to know”), belajar melakukan sesuatu (“learning to do”), belajar menjadi diri sendiri (“learning to be”), dan belajar hidup bersama (“learning to life together”) sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia.
Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperoleh sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa. Untuk keperluan tersebut, model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains diharapkan dapat menjadi alternatif. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur , 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproses pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan. Siswa diberi kesempatan untuk langsung terlibat dalam aktivitas dan pengalaman ilmiah seperti apa yang dilakuka/dialami oleh ilmuwan. Dengan demikian siswa dididik dan dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir dengan mengikuti prosedur (metode) ilmiah, seperti terampil melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil temuan. Model pembelajaran ini merupakan strategi “guided discovery” yang membantu siswa belajar untuk belajar (“learn to learn”), membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukannya sendiri (Carin & Sund, 1989). Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (“meanings”), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (“discover”) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian siswa lebih diber-dayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains adalah kemampuan dasar untuk belajar (“basic learning tools”) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans, 1990).
Sebagai seorang pendidik, kita setuju dengan berbagai teori bahwa metode obyektif yang disebut belajar penemuan (discovery learning) adalah cara yang paling efektif untuk memperoleh keterampilan dan konsep yang diperlukan siswa untuk menjadi orang dewasa yang melek ilmiah. Namun, dalam banyak kasus kita masih berusaha untuk membangun kurikulum sains berbasis penemuan (discovery-based science curriculum). Tolok ukur untuk melek sains menekankan pentingnya pengembangan keterampilan dalam mempersiapkan siswa untuk "membuat jalan ke dunia nyata, dunia di mana ditemukan berbagai masalah baik di rumah, di tempat kerja, di masyarakat dan di bumi ini." Dalam era teknologi, mengetahui bagaimana untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi dan bagaimana menggunakannya untuk memahami dan memecahkan masalah merupakan prasyarat bagi sebagian besar pekerjaan siswa sebagaimana ditemui pada orang dewasa. Langkah pertama dalam menerapkan pendekatan keterampilan sains dimulai dengan mendefinisikan apa yang akan dilakukan oleh siswa. Kemudian kerja penemuan (discovery work) yang mengatur keterampilan ilmiah ke dalam tiga kelompok terpisah yaitu: keterampilan proses, keterampilan penalaran, dan keterampilan berpikir kritis. Kelompok-kelompok ini sesuai dengan tiga jenis keterampilan kognitif yang berbeda. Keterampilan proses digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang dunia. Keterampilan penalaran membantu siswa memahami informasi yang mereka kumpulkan dengan mengembangkan pikiran yang terbuka, keingintahuan, logika, dan pendekatan berbasis data untuk memahami dunia. Keterampilan berpikir kritis mengharuskan siswa untuk menerapkan informasi dalam situasi yang baru dan dalam memecahkan masalah (Valentino, 2000).
Sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam  pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan dalam pendekatan keterampilan proses sains adalah seperti tabel berikut (Valentino, 2000):
Tabel  Keterampilan-keterampilan proses sains

18 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Saya setuju pak dengan materi yang bapak posting ini,yakni dengan pembelajaran dengan berbasis ketreampilan.Saya pikir proses pembelajaran ini sangat disukai anak2 atau murid-murid.Mengapa demikian?Karena pembelajaran dengan metode dengan menonjolkan ilmu melalui suatu keterampilannya,ini santai dan tanpa sadar bahwa murid belajar sambil bermain serta berkarya.Dengan pembelajaran ini saya rasa keuntungannya yaitu selarasnya otak kanan dan otak kirinya suatu anak,karena sama2 digunakan keduanya secara seimbang jadi tidak memeras otak untuk berfikir terus melainkan memotivasi murid untuk berkreasi dan itu baik untuk perkembangan otaknya.Metode ini cukup bagus untuk para pengajar agar diterapkan pada anak didiknya agar pembelajaran di Indonesia tidak terus dianggap monoton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan bapak tentang hal ini, karena dengan pembelajaran berbasis ketrampilan ini anak-anak sudah dilatih sejak dini untuk mengembangkan cara berfikir kreatif dan inovatif, karena secara psikolog pada dasarnya masa anak-anak adalah masa dimana kehidupan mereka dipenuhi dengan permainan, oleh karena itu anak-anak lebih cenderung suka untuk bermain-main. pembelajaran ini membuat anak-anak antusias dan aktif dalam belajar dengan senang hati dan tidak merasa terpaksa. selain itu fikiran anak juga menjadi lebih berkembang. terimakasih pak.............

      Hapus
  3. Sekedar menambah pak,,pembelajaran merupakan Suatu komponen yang fundamental di dalam pendekatan sistem untuk kegiatan pembelajaran adalah pemilihan dan penggunaan media pembelajaran. Sesungguhnya langkah pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, yaitu pemilihan dan penentua ... keterampilan, dan sikap. Dalam artian yang demikian, dosen, guru, instruktur, pembelajar lainnya, buku teks, surat kabar, dan lingkungan kampus, sekolah adalah media. Namun yang dimaksudkan media dalam kesempatan pembahasan ini adalah bahan grafik, ...

    BalasHapus
  4. secara keseluruhan bagus bapak, tapi untuk detailnya kurang tau lagi. karena saya sendiri basic murni, jadi saya kurang tau bagaimana konsep pembelajaran yang baik itu sendiri.

    BalasHapus
  5. saya juga sependapat dengan komentar-komentar sebelumnya. dimana dengan pembelajaran berbasis ketrampilan proses ini siwa dapat mengembangkan proses berfikir secara sistematis dan kritis. apalagi denga model pembelajaran tersebut siswa diberi kesempatan untuk mencari permasalahan serta penyelesaianya sendiri. seperti yang kita tahu bahwa sesuatu yang mampu diciptakan sendiri akan lebih melekat pada daya ingat siswa. begitupula manfaat pembelajaran ini dapat diaplikasikan dalam proses berfikir untuk menghadapi permasalahan nata...

    BalasHapus
  6. saya setuju dengan Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains karena berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap, sehingga menurut saya metode ini menjadikan siswa lebih aktif dan dapat mengembangkan proses berfikir yang kritis dan sistematis.

    BalasHapus
  7. saya sependapat dengan postingan bapak mengenai pentingnya model pembelajaran keterampilan proses dalam sains. karena keterampilan proses dapat mengajarkan siswa tentang cara berpikirnya dan pembentukan konsep. pembentukan konsep merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang penting, karena dengan utu siswa akan benar-benar memahami materi yang dijelaskan oleh seorang guru. Namun pada postingan ini kurang fokus pada inti pembicaraan model pembelajaran keterampilan proses dan kurangnya ada tahap pembelajarannya.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. saya setuju dengan artikel bapak .
    di jaman seperti sekarang ini , siswa dituntut lebih kreatif , yang pada akhirnya akan berdampak pada perkembangan pola berpikir siswa tersebut .

    BalasHapus
  10. saya memiliki pendapat yang sama dengan apa yang bapak tulis dalam artikel ini. model pembelajaran keterampilan proses dalam sains memamng sangat perlu sekali, karena hal ini akan memberikan dampak positif bagi siswa. dengan model pembelajaran seperti ini, siswa akan dapat lebih mengerti tentang suatu konsep pengetahuan.

    BalasHapus
  11. Postingan yang bagus bapak.saya setuju dengan adanya penonjolan pada ketrampilan proses dalam pembelajaran khusuusnya mata pelajaran ipa(karena saya dari prodi sains), dalam suatu buku dikatakan bahwa Cara mengajar Sains yang paling baik adalah sebagiamana sains itu ditemukan. Merencanakan perobaan dan melakukan percobaan/eksperimen adalah cara-cara yang dilakukan para ilmuan untuk menemukan konsep dan prinsip - prinsip Sains.Namun menurut saya terkadang hal itu terbentur dengan jam mata pelajaran Ipa yang terbatas khususnya di SMP sehingga prosesnya tidak bisa terserap keseluruhan oleh semua siswa

    BalasHapus
  12. Saya setuju denagn postingan bapak karena menurut saya sangat kompleks sekali empat pilar yang dibuat oleh UNESCO karena siswa dapat memecahkan masalah melalui ketrampilan proses yang dapat dilatihkan kepada siswa

    BalasHapus
  13. saya ingin bertanya pak,di lapangan itu kebanyakan guru belum menanamkan keterampilan proses.. kebanyakan guru-guru di sekolah hanya menerapkan soal-soal dan soal.. apakah seperti itu kita dapat mendapatkan keterampilan proses? bahkan banyak laboratorium yang tidak digunakan semestinya...\

    BalasHapus
  14. Postingan yang sangat bagus dan menarik dari bapak rudi.. memang dalam pembelajaran dikelas akan lebih efektif ketika siswa diajak untuk ikut andil dalam berproses (learning by doing). Dengan ber proses siswa akan lebih paham dan tertarik untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran. Dalam pembelajaran sains terdapat banyak materi yang harus diajarkan dengan cara siswa ikut berproses dalam pembelajaran,sehingga pembelajaran dengan siswa berproses adalah cara yang baik untuk pemebelajaran siswa dikelas.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Postingan ini bagus dan sangat menarik Pak Rudy.
    Keterampilan Proses Sains (Science Proccess Skills) memang sangat perlu di ajarkan kepada siswa. Hal ini di karenakan pengajaran sains yang paling baik adalah sebagaimana sains itu di temukan. Jadi dengan mengajarkan keterampilan proses sains maka pengetahuan yang di dapat di kelas menjadi lebih bermakna dengan di tunjang oleh pengalaman siswa secara langsung seperti yang di lakukan oleh para ilmuan.

    Sains dan pembelajaran sains tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian sains.
    Pertama, adalah muatan sains (content of science) yang berisi berbagai fakta, konsep, hukum, dan teori-teori. Dimensi inilah yang menjadi obyek kajian ilmiah manusia.
    Dimensi kedua dari sains merupakan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. Dimensi ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya daya imajinasi seseorang, juga antusiasme yang tinggi untuk mengajukan pertanyaandan memecahkan permasalahan. Sikap lain yang juga harus dimiliki seorang ilmuwan adalah sikap menghargai terhadap metode-metode dan nilai-nilai di dalam sains. Metode-metode sains yang dimaksud di sini meliputi usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan menggunakan bukti-bukti, kemauan untuk mengakui pentingnya mengecek ulang data yang diperoleh, dan memahami bahwa pengetahuan ilmiah dan teori-teori berubah sepanjang waktu selama informasi-informasiyang lebih banyak dan lebih baik diperoleh.
    Dimensi ketiga sains adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah dari aktivis sains. Proses dalam melakukan aktivitas-aktivitas yangterkait dengan sains biasa disebut dengan keterampilan proses sains (science proccess skills).
    Keterampilan proses inilah yang digunakan setiap ilmuwan ketika mengerjakan aktivitas-aktivitas sains. Karena sains adalah tentang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka keterampilan ini dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya. Jadi, mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa sama artinya dengan mengajarkan keterampilan yang nantinya akan mereka gunakan dalam kehidupan keseharian mereka.

    BalasHapus
  17. Sejak kuliah dengan pak Rudi semester dulu, saya sudah terinspirasi mengambil judul keterampilan proses. Disamping membantu mind siswa dalam belajar di kelas..keterampilan proses diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproses pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan. Sehingga fisika tidak hanya mengotak atik rumus yangt menyebalkan tetapi lebih fun dengan adanya proses sains yang diterapkan melalui experiment..
    Terima kasih pak...blog pak rudi sangat membantu...
    Tetapi yang masih mengganjal pikiran saya,,,keterampilan proses kan strategi dari Guided discovery,,seumpama saya masukkan dalam pengajaran langsung cocok gag pak???? terima kasih...

    BalasHapus