Minggu, 09 Januari 2011

Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu

Standar kompetensi dan kompetensi dasar dikembangkan dalam bidang kajian, namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup.

Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
  1. Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
  2. Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.
  3. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
  4. Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan  pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.
  5. Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
  6. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait,  sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
  7. Akan terjadi peningkatan kerja sama  antarguru bidang  kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Di samping kekuatan yang dikemukakan itu, model pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya  tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut ini.
  1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
  2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
  3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
  4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
  5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
  6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran IPA.

12 komentar:

  1. OK pak...semoga nanti saya menjadi seorang pendidik yang mampu memenuhi segala aspek yang disebutkan bapak. mohon bimbingannya pak

    _yanuar.sains09_

    BalasHapus
  2. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, insyaallah cita-cita anda terkabulkan. Amin

    BalasHapus
  3. Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
    Bagaimana dengan daerah pelosok??
    Seperti kita tahu daerah pelosok masih jarang ada internet..
    Bagaimana untuk mengatasi hal tersebut??

    BalasHapus
  4. Menurut saya informasi yang bapak sampaikan sangat bermanfaat, terutama kami sebagai mahasiswa yang masih perlu banyak mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam membuat suatu rancangan pembelajaran, khususnya pembelajaran terpadu yang memiliki kekurangan maupun kelebihan, saya masih mengalami kesulitan untuk memadukan materi yang sesuai. Menurut bapak, bagaimanakah kiat-kiat mengatasi hal tersebut? agar materi yang saya padukan bisa sesuai.

    BalasHapus
  5. Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan
    Bagaimana seorang pendidik mensiasati kelemahan dari model pembelajaran tersebut?
    Bagaimana cara menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan?

    BalasHapus
  6. Kunci utamanya adalah kreativitas guru. Suaru inovasi pembelajaran tidak selalu terjadi didaerah kota yang fasililitasnya lengkap. Didaerah pelosok mungkin internet tidak ada, tetapi sumber daya alamnya mungkin sangat melimpah yang di daerah kota justeru tidak ada. Juga banyak penemuan2 justeru dihasilkan dihutan belantara, di daerah yang rawan bencana, di daerah gersang dsb. Menurut saya, jadikan aspek2 kelemahan yang ada (seperti artikel di atas)menjadi tantangan dan peluang untuk berkreativitas dan berinovasi.

    BalasHapus
  7. benar kata bapak, jadi sebenarnya pembelajran terpadu itu bersifat fleksibel. menyesuaikan dengan keadaan yang ada di lingkungan sekolah itu sendiri. yaitu bisa saja pembelajaran terpadu yang dilakukan berorientasi pada keadaan alam yang ada, karena pelajaran ipa itu sendiri mempelajari tentang konsep alam yang ada disekitar kita, dan itu justru menimbulkan kebermaknaan(meaningful).terima kasih

    BalasHapus
  8. Terima kasih pak atas infonya, dari artikel tersebut saya menjadi lebih paham tentang kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran IPA Terpadu tersebut..

    Dari pertanyaan Nur fitri, saya rasa untuk mensiasati kelemahan model pembelajaran tersebut dapat dengan menentukan materi IPA Terpadu yang sesuai dengan model-model pembelajaran tersebut. Cara menentukan materi yang sesuai dengan model pembelajaran, menurut saya dengan melihat kmetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan model embelajaran dapat ditentukan dari materi yang kita gunakan. Selain itu alkasi waktu juga dapat menentuka model pembelajaran. Misalnya, jika materi yang akan diajarkan terlalu banyak dan waktu yang digunakan singkat, kita dapat menggunakan model kooperatif tipe JIGSAW, dimana pada tipe ini dapat mengajarkan materi yang banyak dalam waktu yang singkat. namun materi yang digunakan harus sama tingkatannya.

    BalasHapus
  9. Telah kita ketahui bersama bahwa pembelajaran IPA Terpadu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagian besar kelemahan pembelajaran ini adalah pada keterbatasan baik dari guru, siswa, bahkan sarana dan prasarana.
    Tapi mengapa pembelajaran IPA Terpadu tidak diajarkan pada tingkat SMA? padahal ketika tes masuk universitas, mata pelajaran IPA Terpadu adalah salah satu mata pelajaran yang di ujikan.
    Apakah ini disebabkan juga oleh keterbatasan-keterbatasan yang dijelaskan di atas?
    Mohon jawabannya bapak... Terimakasih

    BalasHapus
  10. terima kasih pak tentang pengetahuan kelemahan da kelebihan dari pembelajaran terpadu, tapi pak tidak semua materi dapat di padukan pak, kit harus menganalisi SK dari masing-masing materi yang tidak dapat di padukan tapi kita bisa memasukkan materi tersebut karena jika kita sudah dalam proses belajar mengajar siswanya tidak bingung.
    terima kasih pak.

    BalasHapus
  11. terima kasih atas informasinya pak,dengan demikian meskipun saya belum mempraktekkan secara langsung tentang ipa Terpadu pada siswa SMP,setidaknya informasi ini dapat digunakan sebgai pertimbangan/parameter untuk mengajarkan ipa terpadu di kelas nanti,,,
    Terima kasih pak.

    BalasHapus
  12. pembelajaran terpadu saya rasa memang sangat bagus untuk diterapkan. sebagian besar materi yang diberikan oleh kurikulum bersifat parsial-parsial. para siswa tidak mengerti kaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya. dengan adanya pembelajaran terpedu diharapkan dapat menjadi pembelajaran bermakna. namun disisi lain, guru harus benar-benar berwawasan luas. saya rasa hanya guru yang profesional saja yang mampu melaksanakan pembelajaran kompleks seperti ini.

    BalasHapus