Minggu, 30 Januari 2011

Implikasi Pembelajaran Terpadu

Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi tentu tidak mudah untuk dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan kemauan untuk beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang pendidikan usia dini, namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP/MTs dan SMA/MA. Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan pada jenjang tersebut. Pembelajaran terpadu merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan, implikasi yang terjadi adalah:

A. Guru
Di SMP/MTs dan SMA/MA pada umumnya guru-guru yang tersedia terdiri atas guru-guru satu disiplin ilmu seperti fisika, kimia, dan biologi. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke dalam pengintegrasian misalnya bidang kajian IPA, karena mereka yang memiliki latar belakang fisika tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Kimia dan Biologi, begitu pula sebaliknya. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga menimbulkan konsekuensi terhadap berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang tercakup ke dalam bidang kajian IPA, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap.
Untuk itu, dalam pembelajaran terpadu dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: (a) team teaching, dan (b) guru tunggal. Hal tersebut disesuaikan dengan keadaan guru dan kebijakan sekolah masing-masing.
1. Team Teaching
Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: (1) pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-ilmu sosial, (2) pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman, dan (3) peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan dari sistem ini antara lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi. Selanjutnya, jika kurang persiapan, penampilan di kelas akan tersendat-sendat karena skenario tidak berjalan dengan semestinya, sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di dalam kelas.
Untuk itu maka diperlukan beberapa langkah seperti berikut.
  1. Dilakukan penelaahan untuk memastikan berapa KD dan SK yang harus dicapai dalam satu topik pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan berapa guru bidang studi IPA yang dapat dilibatkan dalam pembelajaran pada topik tersebut.
  2. Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya KD yang termasuk dalam SK yang ia mampu, seperti misalnya SK-1 oleh guru dengan latar belakang biologi, SK-2 oleh guru dengan latar belakang fisika, dan seterusnya.
  3. Disusun skenario pembelajaran dengan melibatkan semua guru yang termasuk ke dalam topik yang bersangkutan, sehingga setiap anggota memahami apa yang harus dikerjakan dalam pembelajaran tersebut.
  4. Sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu jika pembelajaran dengan sistem ini merupakan hal yang baru, sehingga tidak terjadi kecanggungan di dalam kelas.
  5. Evaluasi dan remedial menjadi tanggung jawab masing-masing guru sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sehingga akumulasi nilai gabungan dari setiap Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi menjadi nilai mata pelajaran terpadu.
Hal terpenting dalam pembelajaran terpadu adalah kerja sama antar guru yang ada di suatu sekolah dalam membuat perencanaan pembelajaran, mulai dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran hingga kesepakatan dalam bentuk penilaian. Bila hal ini dapat dilaksanakan, maka pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kerja sama antarguru, baik yang ada di sekolah maupun dalam lingkup MGMP. Kerja sama ini meliputi saling mempelajari materi dari bidang kajian yang lain. Selain meningkatkan kerja sama, pembelajaran terpadu juga meningkatkan keharusan bagi guru untuk memperluas wawasan pengetahuannya.
2. Guru Tunggal
Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: (1) bidang kajian menjadi satu mata pelajaran, (2) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain, dan (3) oleh karena tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan muncul.
Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: (1) oleh karena mata pelajaran terpadu merupakan hal yang baru, sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai bidang studi tersebut, (2) seorang guru bidang studi tertentu tidak menguasai secara mendalam tentang bidang studi lainnya sehingga dalam pembelajaran terpadu akan didominasi oleh bidang studi yang dikuasainya saja, serta (3) jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.
Untuk tercapainya pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut.
  1. Guru-guru yang tercakup ke dalam mata pelajaran serumpun (misalnya IPA) diberikan pelatihan bidang-bidang studi di luar bidang keahliannya (dalam rumpun yang sama), seperti guru bidang studi Fisika diberikan pelatihan tentang bidang studi Kimia dan Biologi.
  2. Koordinasi antar bidang studi yang tercakup dalam mata pelajaran terpadu tetap dilakukan, untuk mereviu apakah skenario yang disusun sudah dapat memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan bidang studi di luar yang ia mampu.
  3. Disusun skenario dengan metode pembelajaran yang inovatif dan memunculkan nalar para peserta didik sehingga guru tidak terjebak ke dalam pemaparan yang parsial bidang studi.
  4. Persiapan pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan topik yang dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan.
Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil masalah pelaksanaannya yang menyangkut jadwal pelajaran. Secara teknis, pengaturannya dapat dilakukan sejak awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal yang perlu dihindarkan adalah pembahasan materi yang tidak seimbang karena wawasan pengetahuan tentang materi pelajaran yang lain kurang memadai. Hal utama yang harus dilakukan guru adalah memahami model pembelajaran terpadu secara konseptual maupun praktikal.

B. Peserta didik
Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran terpadu memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan, karena dapat mengembangkan kemampuan asosiasi konsep dan aplikasi konsep, kemampuan asosiatif, serta kemampuan eksploratif dan elaboratif.
Selain itu, model pembelajaran terpadu dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator dan Kompetensi Dasar. Dengan mempergunakan model pembelajaran terpadu, secara psikologik, peserta didik digiring berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik, dan analitik. Dengan demikian, pembelajaran model ini menuntun kemampuan belajar peserta didik lebih baik, baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitas. Pembelajaran terpadu perlu dilakukan dengan variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

C. Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran terpadu ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup di dalamnya.
Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran terpadu dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan alam, lingkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan menyusun materi perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus. Pencarian informasi ini, sebenarnya dapat pula memanfaatkan perangkat teknologi informasi mutakhir seperti multimedia dan internet. Aktivitas peserta didik dalam penugasan dapat menjadi nilai tambah yang menguntungkan.
Bahan yang akan digunakan dapat berbentuk buku sumber utama maupun buku penunjang lainnya. Di samping itu, bahan bacaan penunjang seperti jurnal, hasil penelitian, majalah, koran, brosur, serta alat pembelajaran yang terkait dengan indikator dan Kompetensi Dasar ditetapkan. Sebagai bahan penunjang, dapat juga digunakan disket, kaset, atau CD yang berkaitan dengan bahan yang akan dipadukan. Guru, dalam hal ini, dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan.
Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dari Kompetensi Dasar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.

D. Sarana dan Prasarana
Dalam pembelajaran terpadu diperlukan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran terpadu, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu. Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana pembelajaran dapat lebih efisien jika dibandingkan dengan pemisahan bidang kajian.
Namun demikian, dalam pembelajaran ini tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sarana yang relatif lebih banyak dari pembelajaran monolitik. Hal ini disebabkan untuk memberikan pengalaman yang terpadu, peserta didik harus diberikan ilustrasi dan demonstrasi yang komprehensif untuk satu topik tertentu. Guru dalam pembelajaran ini diharapkan dapat mengoptimalkan sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan pembelajaran terpadu.

Sumber: Puskur, Balitbang Depdiknas.

14 komentar:

  1. Apakah pada proses pembelajaran siswa SMP di perlukan team teaching? karena sebagian besar sekolah tingkat menengah tidak menggunakan team teaching.
    terima kasih (:

    BalasHapus
  2. Team teaching adalah satu alternatif, justru guru tunggal akan sangat ideal dengan alasan seperti telah diuraikan di atas. Cuma masalahnya kita masih belum terbiasa dengan pembelajaran terpadu. Harapannya adalah para lulusan prodi sains dapat mengatasi masalah ini.

    BalasHapus
  3. aminn ...
    terima kasih pak rudy ats penjelsannya .

    BalasHapus
  4. Dalam pembelajaran IPA terpadu seorang guru harus mempersiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP, yang mau saya tanyakan bagaimana cara menentukan suatu topik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam IPA terpadu terkait biologi, fisika dan kimia?
    Apalagi saya sebagai mahasiswa sains, mohon saran dari pak rudy...
    terimakasih...

    BalasHapus
  5. saya mau tanya tentang pembelajaran IPA Terpadu ini masalah apa saja keuntungan dan kerugian dari pembelajran terpadu ini

    BalasHapus
  6. pembelajaran terpadu ini dinilai untuk saat ini sangat menguntungkan,tetapi sering kali kita kesulitan dalam memadukan pembelajarn IPA ini....bagaimana solusi/langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini?

    BalasHapus
  7. pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan baik bagi guru maupun murid. tapi pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum menerapkan pembelajaran terpadu. jika ada sekolah yang ingin menerapkan ipa terpadu, bagaimanakah nasib guru yang mengajar biologi, fisika, kimia? apakah perlu diberikan bimbingan atau pelatihan untuk dapat menjadi guru ipa terpadu? solusi apa yang tepat?

    BalasHapus
  8. berdasarkan penjelasan bapak di atas, dapat saya simpulkan bahwa pembelajaran terpadu memerlukan studi yang sangat kompleks. artinya dari semua komponen diatas harus benar-benar optimal keberfungsiannya untuk mencapai tujuan dari pembelajaran ipa terpadu itu sendiri. sebagai mahasiswa pendidikan sains yang nantinya mengajar pelajaran ipa terpadu ini sering kali kita mengalami kesulitan, langkah awal apa yang harus kita tempuh untuk mengawali pembelajaran tipe ini?terimakasih

    BalasHapus
  9. IPA terpadu memang baik untuk pembelajarn namun yang saya rasakan sekarang penerapannya begitu sulit, karena pada mata kuliah pembelajaran Sains yang saya tempuh masih belum di singgung bagaimana langkah memadukan materi. saya rasa harus ada contoh mengajarkannya langsung dari dosen

    BalasHapus
  10. saya masih kurang faham pembuatan silbus dan RPP ipa terpadu itu..tlong di poskan tentang cara pembuatan silabus dan RPP tentang ipa terpadu. trimakasih

    BalasHapus
  11. sebenarnya untuk membuat RPP ataupun siloabus sudah cukup jelas tapi yang sulit adalah mngajarkannya di lapangan. saya perlu contoh langsung simulasinya

    BalasHapus
  12. artikel ini sangat bermanfaat untuk saya pribadi dan teman teman khususnya untuk calon para pendidik,terutama mengenai cara cara membuat perangkat pembelajaran secara terpadu.thank s

    BalasHapus
  13. pembelajaran IPA terpadu, merupakan pembelajaran yang menghubungkan antara pelajaran, bagaimana cara seorang guru jika ada seosrang siswa kesulitan dalam memadukan materi tersebut?

    peran seorang pendidik seperti apa?

    BalasHapus
  14. Model pembelajaran Ipa Terpadu yang saat ini mulai diterapkan di kalangan SMP, sepertinya banyak menemui kendala ya Pak,,
    Mengingat berdasarkan hasil observasi yang saya dan teman-teman lakukan di salah satu SMPN di Mojokerto, ternyata penerapan pembelajaran Ipa terpadu belum optimal. Menurut pengakuan salah satu Guru bidang studi, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dalam pengajaran IPA, mengingat untuk memadukan tiap bidang kajian dalam IPA berarti guru juga harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai tiap bidang kajian tersebut. selain itu kendala juga dating dari siswa, yaitu kebanyakan siswa belum memiliki pengetahuan yang cukup luas sebagai modal memahami keterpaduan materi dalam IPA.

    BalasHapus