Jumat, 16 November 2012

Teori Belajar Konstruktivisme


Perbaikan pembelajaran dimulai dari upaya mengetahui bagaimana manusia belajar dan bagaimana cara mengajarnya. Kedua kegiatan tersebut dalam rangka memahami cara manusia mengkonstruksi pengetahuannya terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang dijumpai selama kehidupannya. Manusia akan mencari dan menggunakan hal-hal atau peralatan yang dapat membantu memahami pengalamannya. Demikian juga, manusia akan mengkonstruksi dan membentuk pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan seseorang merupakan konstruksi dari dirinya. Manusia dapat mengetahui sesuatu dengan menggunakan inderanya. Melalui interaksinya dengan objek dan lingkungannya, misalnya dengan melihat, mendengar, menjamah, mambau, atau merasakan, seseorang dapat mengetahui sesuatu. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan melainkan sesuatu proses pembentukan. Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya, pengetahuan dan pemahamannya akan objek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci.

A. Pengertian Kontruktivisme
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak seketika. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Hal tersebut menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum yaitu:
  1. Siswa aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, siswa membina sendiri pengetahuan mereka.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh siswa sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang siswa menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai keterkaitan dengan pengalaman sehari-hari untuk menarik minat siswa.
B. Ciri-ciri Konstruktivisme
Proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitivisme adalah perolehan informasi yang berlangsung tidak satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan atau fakta-fakta yang terlepas-lepas. Proses pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk dalam budaya kelas maupun diluar kelas. Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan lingkungan belajarnya saja
Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si pebelajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan yaitu aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun pada akhirnya yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. 
Berdasarkan konsep umum kontruktivisme, hal terpenting dalam pembelajaran adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri gagasannya, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi tetap diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya. Ciri-ciri kontruktivisme adalah:
  1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
  2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
  3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
  4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
  5. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
C. Implikasi Kontruktivisme dalam Pembelajaran
Paradigma konstruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Dalam belajar konstruktivisme guru atau pendidik berperan membantu agar proses mengkonstruksi pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belaajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya. Peranan kunci guru dalam interaksi pembelajaran adalah pengendalian, yang meliputi:
  • Menumbuhkan kemandiriran dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak.
  • Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.
  • Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih.
Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara rasional.
Pandangan konstruktivisme mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Pandangan konstruktivisme mengemukakan bahwa realitas ada pada pikiran seseorang. Manusia mengkonstruksi dan menginterpretasikannya berdasarkan pengalamannya. Konstruktivisme mengarahkan perhatiannya pada bagaimana seseorang mengkonstruksi pengetahuan dari pengalamannya, struktur mental, dan keyakinan yang digunakan untuk menginterpretasikan objek dan peristiwa-peristiwa. Pandangan konstruktivisme mengakui bahwa pikiran adalah instrumen penting dalam menginterpretasikan kejadian, objek, dan pandangan terhadap dunia nyata, dimana interpretasi tersebut terdiri dari pengetahuan dasar manusia secara individual.
Teori belajar konstruktivisme mengakui bahwa siswa akan dapat menginterpretasikan informasi kedalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Guru dapat membantu siswa mengkonstruksi pemahaman representasi fungsi konseptual dunia eksternal. Bentuk-bentuk evaluasi konstruktivisme dapat diarahkan pada tugas-tugas autentik, mengkonstruksi pengetahuan yang menggambarkan proses berfikir yang lebih tinggi seperti tingkat “penemuan” pada taksonomi Merril, atau “strategi kognitif” dari Gagne, serta “sintesis” pada taksonomi Bloom. Juga mengkonstruksi pengalaman siswa, dan mengarahkan evaluasi pada konteks yang luas dengan berbagai perspektif.

D. Kelebihan dan Kekurangan Konstruktivisme
Kelebihan kontruktivisme adalah siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan gagasan dan membuat keputusan. Siswa dapat lebih paham karena terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, dan mereka dapat mengapliksikannya dalam semua situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama terhadap semua konsep yang dipelajarinya. Di samping itu, kemahiran sosial diperoleh ketika berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru sehingga:
  • memunculkan kesadaran bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa sendiri,
  • mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya,
  • membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap, mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri,  
  • menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari konstruktivisme dapat kita lihat dalam proses belajarnya yaitu peran guru sebagai pendidik menjadi lebih pasif (hanya sebagai fasilitator) dan dapat timbul persepsi yang berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya.

15 komentar:

  1. di bawah ini,sintak pembelajaran krontuktivisme
    Adapun langkah-langkah model pembelajaran konstruktivisme antara lain:
    NO Fase Kegiatan/tingkah laku
    I. Fase Eksplorasi
    Dalam fase ini seorang guru memancing pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada saat itu
    kegiatan/tingkah laku
    1)Guru memancing pengetahuan awal siswa melalui cerita yang diberikan
    2)Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai perubahan kenampakan pada muka bumi
    3)Guru mengenalkan berbagai mecam benda yang ada di atas mejannya
    II. Fase Klarifikasi
    Pada fase ini imformasi berupa pengetahuan awal siswa diperdalm agar bias menambah pengetahuan siswa mengenai materi yang dipelajari
    kegiatan/tingkah laku :
    1)Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
    2)Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melakukan kegiatan praktis mengenaiparubahan kanampakan pada bumi
    3)Masing-masing kelompok membecakan hasil diskusinnya
    4)Guru dan siswa menyimpilkan hasil diskusinya yang telah dipelajari
    5)Guru memberikan penghargaan kelompok
    III. Fase Aplikasi
    Pada fase ini guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari agar bias mengetahuai apakah perencanaan sesuai dengan pelaksanaan.
    kegiatan/tingkah laku:
    1)Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
    2)Melaksanakan kegiatan tindak lanjut

    diambil dari:
    http://aprila-wati.blogspot.com/2012/02/model-pembelajaran-konstruktivisme.html

    BalasHapus
  2. Info yang bagus pak. Pembelajaran konstruktivisme melatih siswa untuk berpikir mandiri, mengambil keputusan, selain itu terdapat interaksi sosialnya juga. Sedangkan guru menjadi pengendali untuk menumbuhkan kemandirian siswa dalam berpikir sehingga guru cenderung berperan pasif. Tetapi kenyataannya pada beberapa guru hanya memberikan tugas (umumnya mengerjakan soal) pada siswanya tanpa adanya penjelasan, padahal materi yang ditugaskan adalah materi dasar yang belum pernah dimiliki siswa sama sekali padahal semestinya guru mengarahkan siswa. Akibatnya minoritas siswa yang berpikir mandiri dan mereka malah enggan mempelajari fisika. Apakah teori belajar konstruktivisme nanti akan digunakan di sekolah saat mengajar?ataukah hanya sekadar teori (kenyataannya guru bertindak pasif tapi cenderung membebani siswa dengan tugas yang menurut siswa kurang jelas)? Terima kasih

    BalasHapus
  3. Setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru. Sehingga,Guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun di dalam benaknya sendiri. Namun, hal ini juga tidak akan dapat berjalan tanpa peran seorang guru dalam mendampingi siswa dalam KBM, Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat membantu siswa mencapai pemahaman yang lebih tinggi namunpemahaman yang lebih tinggi namun harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator. Siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme sosial (Taylor, 1993; Wilson, Teslow dan Taylor,1993; Atwel, Bleicher & Cooper, 1998).
    Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
    o Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu.

    o Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.
    Pembelajaran Konstruktivisme ini sangat membantu membangun pola berpikir kreatif siswa, selain itu mereka juga akan lebih memahami tentang materi yang mereka pelajari karena mereka terlibat secara langsung didalamnya, namun disini peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang.

    BalasHapus
  4. Artikel di atas informasinya sangat bagus, dimana dijelaskan lengkap tentang pembelajaran konstruktivisme dari pengertian, ciri, implementasi dalam pembelajaran hingga kelebihan dan kelemahannya. Menurut saya mengenai pembelajaran konstruktivisme jika diterapkan dalam dunia pendidikan sangatlah bagus. Dimana belajar itu sendiri berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar kehidupan bisa lebih baik dari sebelumnya. Dan belajar menurut teori konstruktivistik adalah lebih dari sekedar mengingat, seseorang yang mampu memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah, menemukan (discovery) sesuatu untuk dirinya sendiri, dan berbuat dengan berbagai gagasan. Karena murid itu sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap kelanjutan pola pengetahuan dan pemikiran mereka, dengan begitu akan sesuai dengan prinsip Student centered bukan Teacher Sentered. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dimana dalam teori konstruktivisme lebih menekankan murid untuk yang lebih aktif dari pada seorang guru, guru hanya sebagai fasilitator dan moderator. Murid diberikan kebebasan dalam mengelolah belajarnya ketika mendapat arahan dan perintah dari guru.

    BalasHapus
  5. Postingannya bagus pak. Postingan ini membantu sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas mata kuliah metodologi penelitian. Menurutsaya, memang benar pembelajaran kontruktivisme itu siswa lah yg aktif dalam memahami materi tp peran guru disini masi kurang. Banyak nytanya di lapangan guru hanya memberikan tigas berupa mengerjkakan soal soal saja. Terimakasih pak.

    BalasHapus
  6. informasi yang baik dan lengkap, sehingga dapat memberikan pengetahuan yang baik.
    saya hanya ingin menambahkan, menurut saya, ada kekurangan lain dari teori belajar konstruktivisme selain yang disebutkan diatas. dalam teori belajar konstruktivis, pengalaman atau pengetahuan sebelumnya sangat penting dalam mencapai suatu konsep baru. sedangkan siswa yang memiliki pengalaman atau pengetahuan kurang akan sulit mendapatkan suatu konsep, berbeda dengan siswa yang memiliki banayak pengalaman akan lebih cepat dalam memahami konsep. sedangkan dalam satu kelas, siswa harus mencapai indikator yang sama.
    maka, peran guru sangat penting. dan sebagai solusi, guru dapat meminta siswa dengan pengalaman lebih untuk menceritakan pengalamannya sebelum pembelajaran

    BalasHapus
  7. Mau menambahkan pak:
    Pendekatan konstruktivisme pada pendidikan berusaha merubah pendidikan dari dominasi guru menjadi pemusatan pada siswa. Peranan guru adalah membantu siswa mengembangkan pengertian baru. Siswa diajarkan bagaimana mengasimilasi pengalaman, pengetahuan, dan pengertiannya dan kesiapan mereka untuk tahu dari pembentukan pengertian baru ini.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Untuk memahami suatu materi pelajaran secara keseluruhan, siswa tentu dituntut untuk tidak hanya mengingat, memahami, dan mengaplikasikan, tetapi penting bagi mereka untuk dapat menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta agar siswa terlatih untuk menggunakan kemampuan berpikir mereka dalam membuat solusi bagi suatu permasalahan. Pendekatan konstruktivisme berbeda dengan pendekatan tradisional, di dalam kelas konstruktivis, seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.
    Menurut saya, pendekatan konstruktivisme ini erat kaitannya dengan model pembelajaran inquiry, karena siswa dituntut untuk dapat menemukan atau menyelesaikan permasalahan yang ada pada materi pembelajaran dengan temuannya sendiri.

    BalasHapus
  10. Seperti halnya pada pendekatan inkuiri pendekatan konstruktivisme bertujuan untuk melibatkan siswa secara penuh, mulai dari permasalahan awal, berfikir kritis, melakukan observasi dan atau ekperimen sampai pada tahap pengambilan keputusan dan keismpulan , siswa terlibat penuh di dalamnya sehingga guru lebih tepat sebagai fasilitator.

    BalasHapus
  11. Menurut teori konstruktivis ini siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitar, mengembangkan gagasan dan membuat keputusan dari suatu masalah yang mereka hadapi baik masalah yang kongkrit maupun abstrak. Siswa dapat lebih paham karena terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, dan mereka dapat mengapliksikannya dalam semua situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama terhadap semua konsep yang dipelajarinya. Orang yang terlibat langsung dalam suatu aktivitas atau kegiatan, memori orang tersebut untuk mengingat hal akan lebih mudah, dan lebih berkemungkinan besar untuk masuk ke memori jangka panjang

    BalasHapus
  12. Menurut saya teori belajar ini bagus sekali bapak, teori belajar konstruktivisme lebih menstimulus siswa untuk aktif memecahkan masalah dan kreatif mencari solusi-solusinya. Siswa dapat terlibat penuh dan guru sebagai fasilitator menjalankan perannya untuk mendampingi dan membimbing siswa jika terdapat hal yang kurang tepat. Teori belajar ini cocok digunakan untuk pembelajaran Fisika yang kita tahu terdapat beberapa praktikum di dalamnya.

    BalasHapus
  13. Teori ini bagus untuk siswa, karena siswa dapat beraktivitas ataupun bereksperimen sendiri dengan didampingi guru, menstimulus siswa untuk berpikir kritis dan aktif memecahkan masalah. siswa di beri kewenangan penuh untuk menggali ide mereka sendiri, tetapi di dampingi dengan bimbingan guru.

    BalasHapus
  14. menurut saya teori belajar konstruktivisme ini menarik untuk diterapkan pada pembelajaran fisika karena dalam pembelajarannya metode penyampaiannya di awali dari penyampaian permasalahan awal, kemudian dituntut untuk berfikir kritis, melakukan experimen sampai pada tahap pengambilan keputusan dan keismpulan , siswa terlibat penuh di dalamnya sehingga guru lebih tepat sebagai fasilitator. dengan siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran maka materi yang disampaikan akan mudah difahami dan melekat lebih lama. informasi dari bapak juga sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas kuliah yaitu metodologi penelitian....

    BalasHapus
  15. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
    1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
    2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
    3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
    4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
    5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
    6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.

    BalasHapus