Kamis, 22 Maret 2012

Pembelajaran Berbasis Masalah

Sejak manusia pertama ada di bumi ini,  ada bentuk pembelajaran berbasis masalah sebagai pembelajaran manusia dalam menangani masalah dasar diantaranya masalah untuk bertahan hidup, menemukan makanan, tempat tinggal, dan melindungi diri terhadap musuh. Barrows (1980) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Leaning/PBL) sebagai:Pembelajaran yang dihasilkan dari proses kerja terhadap pemahaman kedalaman masalah. Masalah diperoleh dari apa yang ditemui pertama dalam proses pembelajaran”. Pembelajaran berbasis masalah merupakan bagian dari pergeseran dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran (Barr dan Tagg, 1995). Fokusnya adalah pada apa yang dipelajari siswa bukan apa yang sedang diajarkan guru (Lloyd-Jones, Margeston dan Bligh, 1998).

A.    Prinsip-prinsip dalam Meningkatkan Pembelajaran
Prinsip-prinsip umum diberikan oleh Chickering dan Gamson (1987) dengan penambahan dari Ramsden (1982), Novak (1989), Gibbs (tanpa tahun)  bahwa untuk meningkatkan pembelajaran:
  1. Siswa-siswa harus aktif terlibat dalam kegiatan belajar, bukan pasif mendengarkan guru.  
  2. Siswa-siswa harus bekerja bersama-sama untuk saling membantu dalam pembelajaran;
  3. Pembelajaran harus memberikan kegiatan belajar siswa yang memanfaatkan preferensi belajar yang unik. Tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama. Masing-masing memiliki gaya pilihan.
  4. Siswa-siswa harus memiliki tujuan yang jelas dan kriteria untuk memberitahu mereka ketika tujuan telah dicapai.
  5. Siswa-siswa harus mendapatkan umpan balik yang cepat tentang kinerja mereka.
  6. Siswa-siswa harus diberdayakan untuk memiliki beberapa peran dalam penilaian. (peer atau self assessment.) 
  7. Pembelajaran harus memberikan lingkungan kerja yang memungkinkan mereka akan berhasil.
  8. Pembelajaran kaya dengan interaksi guru-siswa melalui interaksi berbagai jenis di kelasnya dan peristiwa luar kelas.
  9. Pembelajaran memberikan keterampilan pengolahan yang dikembangkan dengan menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa.
Pembelajaran harus menciptakan lingkungan belajar yang mengaktifkan dan menggunakan sebanyak prinsip-prinsip yang kita bisa terapkan,

B.     Keuntungan Pembelajaran Berbasis Masalah
          Pembelajaran berbasis masalah ( PBL)  merupakan salah satu topik pendidikan yang paling menarik dan pilihan kuat yang muncul dalam dekade terakhir. PBL sangat kuat sebagai pilihan model pembelajaran karena:
  1. PBL adalah lingkungan belajar yang mengaktifkan sebagian besar prinsip-prinsip yang kita ketahui dapat meningkatkan pembelajaran yaitu: aktif, bekerja sama, mendapatkan umpan balik yang cepat, disesuaikan dengan preferensi belajar siswa (pemberdayaan dan akuntabilitas). Oleh karena itu, kualitas pembelajaran siswa akan meningkat terutama bila dibandingkan dengan ceramah.
  2. PBL memaksa siswa untuk belajar prinsip-prinsip dasar subjek yang dibutuhkan dalam konteks untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, subjek pengetahuan yang dipelajari  dalam format
    berbeda dari format subjek berbasis tradisional.
    Hal ini seharusnya membuat peningkatan yang berarti terhadap kemampuan siswa untuk mengingat dan menggunakan subjek pengetahuan selanjutnya.
  3. PBL menawarkan kesempatan untuk berlatih, menggunakan, (dan bahkan mengembangkan) kemampuan pemrosesan seperti pemecahan masalah, interpersonal, kelompok dan keterampilan tim, kemampuan untuk mengatasi perubahan, keterampilan belajar seumur hidup atau mandiri dan keterampilan penilaian diri. Siswa harus memiliki dengan "baik" kemampuan pengolahan keterampilan ini jika mereka ngin mendapatkan yang terbaik dari PBL. Untuk beberapa batas tertentu, keberhasilan PBL akan tergantung pada keterampilan pengolahan siswa. 
  4. PBL adalah tentang belajar subjek pengetahuan dalam konteks menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses. Terlalu sering kita fokus hanya pada subjek pengetahuan yang dipelajari.
    Beberapa mungkin mencoba PBL untuk pertama kalinya dan mengadaptasi prinsip-prinsip untuk
    menerapkan situasi pada mereka.
C.    Tantangan dalam Melaksanakan PBL  
             Pembelajaran berbasis masalah di samping mempunyai keuntungan juga mempunyai tantangan utama dalam melaksanakannya yaitu :
  1. Bagaimana mengingatkan diri sendiri tentang prinsip-prinsip dalam meningkatkan pembelajaran dan bagaimana dapat luwes dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut untuk situasi yang ada dalam mengembangkan bentuk PBL yang nyaman.
  2. Bagaimana siswa dapat menerima peran guru sebagai pelatih / fasilitator yang bertindak akrab.
  3. Bagaimana pentingnya mengembangkan kemampuan siswa dengan pengolahan "keterampilan
  4.  Bagaimana mengumpulkan komponen kunci yang diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan.
  5. Bagimana memutuskan masalah penilaiannya.
D.    Karakteristik Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah
        Karakteristik dasar dari pembelajaran berbasis masalah yang dapat digunakan dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran adalah (Center for Teaching):
  1. Pembelajaran berpusat pada siswa. Meskipun siswa dipandu oleh tutor, mereka harus bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengidentifikasi apa yang mereka perlu ketahui untuk mengelola masalah dan di mana mencari informasi.
  2. Belajar terjadi dalam kelompok kecil siswa. Pada akhir setiap unit kurikuler, siswa secara acak dikondisikan dalam kelompok baru.
  3. Guru adalah fasilitator (atau pemandu). Peran fasilitator adalah tidak memberikan pembelajaran atau informasi faktual,  tetapi hanya mengarahkan para siswa agar berupaya mencari langsung ke sumber. Fasilitator harus meminta para siswa agar bertanya pada diri sendiri untuk memahami dan mengelola masalah.
  4. Masalah membentuk fokus pengaturan dan stimulus pada pembelajaran. Suatu masalah dapat disajikan dalam format yang berbeda (kasus tertulis, rekaman video, simulasi komputer) dan itu merupakan tantangan bagi para siswa dalam menghadapi praktek, memberikan relevansi dan motivasi untuk belajar. Jadi, masalah  memberi siswa fokus pada pengintegrasian informasi, yang dapat memfasilitasi kemudian mengingat dan aplikasi untuk masalah masa depan.
  5. Masalah adalah wahana pengembangan keterampilan dalam memecahkan masalah. Masalah terbaik adalah menarik, kontemporer dan otentik. Masalah adalah cermin dari apa yang akan siswa temukan dalam kehidupan nyata.
  6. Masalah adalah struktur kacau dan ranah khas. Dalam kehidupan nyata, kita jarang menghadapi masalah yang rapi dan terstruktur dengan baik. Siswa perlu mengembangkan kemampuan untuk menangani ambiguitas, situasi tidak jelas dan memahaminya. Namun, penting untuk dicatat bahwa pemecahan masalah juga ranah yang khas. Pemecahan masalah dalam bidang sains memerlukan keterampilan yang berbeda dari memecahkan masalah dalam bidang sosial. Intinya adalah untuk melibatkan para siswa dalam membangun atau menggunakan ranah yang sesuai dengan kapakarannya.
  7. Informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri. Para siswa diharapkan belajar dan mengumpulkan keahlian berdasarkan penyelidikan dan penelitian mereka sendiri seperti para profesional melakukannya. Selama ini pembelajaran mandiri, siswa bekerja bersama-sama, membahas, membandingkan, meninjau, dan berdebat apa yang mereka pelajari.
E.     Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Satu contoh penerapan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dapat menggunakan langkah-langkah sbb:
  1. Pertama disajikan masalah pada siswa 
  2. Siswa mendiskusikan masalah tersebut dalam tutorial PBL kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta dari kasus. Mereka menentukan apa masalahnya. Mereka mengembangkan ide-ide dengan brainstorming berdasarkan pengetahuan sebelumnya. Mereka mengidentifikasi apa yang mereka perlu pelajari untuk bekerja pada masalah, Mereka memberikan alasan tentang masalah tersebut. Mereka menentukan rencana aksi untuk bekerja pada masalah
  3. Siswa terlibat dalam penyelidikan tentang isu-isu yang mereka pelajari di luar tutorial. Hal ini dapat meliputi: perpustakaan, database, web, nara sumber dan pengamatan
  4. Mereka kembali ke tutorial PBL, berbagi informasi, mengajar  sebaya (peer teaching) dan bekerja bersama-sama pada masalah
  5. Mereka menyajikan penyelesaian untuk masalah
  6. Mereka meninjau apa yang telah mereka pelajari dari bekerja pada masalah. Semua yang berpartisipasi dalam proses terlibat dalam pengamatan diri, rekan dan tutor dari proses PBL dan refleksi pada setiap orang yang berkontribusi terhadap proses tersebut.

22 komentar:

  1. pak... sekedar menambahi,
    Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

    1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
    2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
    3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

    BalasHapus
  2. pembelajaran dengan berbasis masalah dapat memacu siswa untuk berfikir secara rasional dalam menyelesaikan suatu permasalahan. pembelajaran seperti ini melatih daya respon anak pada saat diberikan suatu permasalahan yang belum sama sekali dia rasakan. pembelajaran ini membuat siswa aktif berfikir,tidak memacu pada penjelasan guru saja.pembelajaran seperti ini baik digunakan guru pada saat berlangsungnya forum diskusi untuk sekelompok siswa.

    BalasHapus
  3. informasi ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa pendidikan dan menambah pengatahuan bagi saya khususnya sebagai mahasiswa fisika murni. saya jadi tau tentang metode-metode pembelajaran. pembelajaran berbasis masalah sebenarnya menurut saya sudah ada sejak manusia masih berumur kecil. manusia belajar dan berusaha memperbaiki diri dengan adanya masalah dalam hidupnya.

    BalasHapus
  4. Hanya menambahkan bahwa terdapat alas an bahwa pembelajaran berbasis masalah sangat tepat diterapkan dalam proses pembelajaran, antara lain:
    1.Seorang lulusan tidak dapat menaggulangi masalah yang dihadapinya hanya dengan menggunakan satu disiplin ilmu. Ia harus mampu menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah dipunyai atau mencari ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya dalam rangka menanggulangi masalahnya. Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) yang diawali dengan pemberian masalah pemicu kepada siswa dapat menerapkan suatu model pembelajaran secara spiral (spiral learning model) dengan memilih konsep dan prinsip yang terdapat dalam sejumlah cabang ilmu, sesuai kebutuhan masalah. Dengan diberi sejumlah masalah pemicu, diharapkan sebagian besar/seluruh materi cabang ilmu dicakup.
    2.Integrasi antara berbagai konsep/prinsip/informasi cabang ilmu dapat terjadi
    3.Kemampuan siswa untuk secara terus menerus melakukan “up-dating”/pengembangan pengetahuannya tercapai
    4.Perilaku sebagai seorang “ life long learner” dapat tercapai
    5.Langkah-langkah PBL yang dilaksanakan melalui diskusi kelompok dapat menghasilkan sejumlah keterampilan diantaranya: (a) keterampilan penelusuran kepustakaan; (b) keterampilan membaca; (c) keterampilan/kebiasaan membuat catatan; (d) kemampuan kerjasama dalam kelompok; (e) keterampilan berkomunikasi; (f) keterbukaan; (g) berpikir analitik; (h) kemandirian dan keaktifan belajar; dan (i) wawasan dan keterpaduan ilmu pengetahuan
    6.Dapat mengimbangi kecepatan informasi atau ilmu pengetahuan yang sangat cepat.

    BalasHapus
  5. Pemelajarann berdasarkan masalah sangat cocok digunakan untuk anak SMA karena pada pembelajaran ini diperlukan berfikir tingkat tinggi. Selain memahami masalah kita juga dituntut untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.pembelajaran ini sangat baik karena dapat mengajarkan kepada siswa tentang berfikir aktif kreatif dan inovatif. Jadi siswa disini dituntut selalu berfikir, dan guru hanya sebagai pemandu saja. Jika pembelajaran berbasis masalah diterapkan pada anak SMP kurang cocok, karena anak SMP cenderung masih memerlukan bimbingan dari gurunya. Bagi saya sebagai mahasiswa murni pembelajaran berbasis masalah ini sangat sangat bermanfaat, karena dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa murni.

    BalasHapus
  6. informasi ini sangat bermanfaat untuk pembaca khususnya yang bergelut dalam dunia pendidikan. Namun kami sebagai mahasiswa non kependidikan dapat juga menambahkan wawasan kami yang juga dapat kami kembangkan dengan pemikiran bahwa pembelajaran berbasis masalah ini juga cocok diterapkan dalam segala macam jenis pembelajaran,bukan hanya dalam dunia pendidikan dasar dan sekolah menengah namun juga cocok diterapkan dalam kehidupan keseharian seluruh manusia.terimakasih

    BalasHapus
  7. sekedar tambahan saja, bahwasanya Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Pembelajaran berdasarkan masalah juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memberikan siswa masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses inkuiri dan penelitian. trimakasih.

    BalasHapus
  8. Postingannya menarik sekali :)
    tetapi tulisannya terlalu kecil pak..
    hehee

    Sekedar menambahkan saja untuk sintaks Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
    Fase 1:
    Mengorientasikan siswa pada masalah, Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa untuk terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
    Fase 2:
    Mengorganisasi siswa untuk belajar, Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
    Fase 3:
    Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari inforamasi untuk penjelasan dan pemecahan masalah
    Fase 4:
    Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
    Fase 5:
    Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.

    Lalu yang ingin saya tanyakan, "Apakah dalam Pembelajaran berbasis masalah ini terdapat kekurangan/kelemahan?" dan "Apakah pembelajaran berbasis masalah ini dapat diterapkan pada siswa Sekolah Dasar?"
    Terima kasih :)

    BalasHapus
  9. Dalam metode pembelajaran berbasis masalah ada beberapa kekurangan antara lain :
    1)Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
    2)Sulitnya mencari problem yang relevan
    3)Sering terjadi mis konsepsi
    4)Memerlukan waktu yang cukup panjang.

    BalasHapus
  10. Menambahkan untuk pengertian dari pembelajaran berbasis maslah(PBM)merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

    BalasHapus
  11. apakah ada perbedaan yang mendasar antara PBL dan Cooperative Learning, Pak?
    selain itu, PBL ini diterapkan pada semua materi pembelajaran atau hanya pada materi tertentu saja?

    BalasHapus
  12. infonya sangat membantu apabila kita berada di lapangan untuk mencerdaskan anak bangsa..
    kira-kira apakah proses pembelajaran berbasis maslah ini dapat digunkan oleh semua kalangan siswa mulai dari siswa yang mempunyai potensi akademik rendah hingga tinggi??
    karena kita tahu bahwa siswa yang mempunyai potensi akademik rendah akan cenderung lama memproses informasi dan cenderung malas serta mudah putus asa..

    BalasHapus
  13. Benar sekali apa yang disampaikan Bapak.
    Tambahan, dalam ruang lingkup pembelajaran berbasis masalah, siswa berperan sebagai seorang profesional dalam menghadapi permasalahan yang muncul, siswa tetap dituntut untuk menentukan solusi terbaik yang mungkin ada. Dalam pembelajaran berbasis masalah situasi atau masalah
    menjadi titik tolak pembelajaran untuk memahami konsep, prinsip dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pebelajar yang mandiri, artinya ketika siswa
    belajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan strategi tersebut untuk
    belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu. Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa memahami konsep suatu materi dimulai dari belajar dan bekerja pada situasi masalah yang disajikan pada awal pembelajaran, sehingga siswa diberi kebebasan berpikir dalam mencari solusi dari situasi masalah yang diberikan.
    Ada yang ingin saya tanyakan Pak, salah satu contoh langkah penerapan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah adalah "siswa terlibat dalam penyelidikan tentang isu-isu yang mereka pelajari di luar tutorial. Hal ini dapat meliputi: perpustakaan, database, web, nara sumber dan pengamatan." Pertanyaan saya, bagaimana dengan siswa yang berada di daerah terpencil? Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah ini bisa dijalankan secara efektif disana dengan fasilitas yang minim?

    BalasHapus
  14. Pak rudy saya ingin sekedar menambahi....
    Menurut Agus dalam buku cooperative learning, strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase atau langkah. Fase-fase dan perilaku tersebut merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan pembelajaran berbasis masalah dapat diwujudkan. Sintaks PBL adalah sebagai berikut :
    Fase-fase Perilaku pendidik
    Fase 1 : memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
    Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti Pendidik membantu peserta didik mendefinisikan dan mengoragnisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya.
    Fase 3 : membantu investigasi mandiri dan kelompok Pendidik mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
    Fase 4 : mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.
    Fase 5 : menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

    BalasHapus
  15. Terimakasih pak rudy, atas informasi dalam postingannya.
    Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar (Nurhayati Abbas, 2000:12). Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan) serta keterkaitan problem solving skills

    Pak Rudy, saya ingin bertanya, Didalam kelas tentunya terdapat bermacam-macam siswa dengan karakteristik yang heterogen dan memiliki kemampuan problem solving skill yang berbeda. Sebagai seorang pendidik, bagaimana cara kita dalam mempersiapkan sebuah permasalahan agar masalah tersebut dapat diselesaikan oleh seluruh siswa? apakah ada batasan tertentu yang harus diperhatikan dalam pemilihan masalah yang akan diberikan pada siswa?

    BalasHapus
  16. membantu pertanyaan dari indah karunia, perbedaan mendasar antara kooperatif lerning dengan PBL terletak pada materi dan cara kerjanya di dalam kelas. Kalau kooperatif lebih menekankan pada kerjasama dalam kelompok, sedangkan PBL adalah siswa dapat menemukan solusi dari permasalahan yang bersifat autentik (nyata dalam kehidupan sehari-hari). Pada fase pembelajarannya, ciri khas dari PBL adalah siswa menghasilkan karya yang dapat ditampilkan.

    BalasHapus
  17. Terima kasih. informasi ini sangat berarti bagi tenaga pendidik untuk lebih mengoptimalkan diri dalam mencerdaskan bangsa.

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. sedikit membagi pengalaman saya yg kebetulan disemester ini saya mendapat mata kuliah yg mempelajari Model pembelajaran berbasis masalah atau yg dikenal PBI (problem based intruction) dimana ciri khas pembelajaran ini adalah membahas hal yg otentik (masalah yg nyata) dan menghasilkan sebuah produk sbg bentuk penyelessaian yg otentik diatas. menurut saya pembelajaran ini sangat cocok digunakan pada fisika untuk memperkenalkan bahwa fisika bukan hanya membahas rumus tpi jg bs diterapkan dalam kehidupan

    BalasHapus
  20. Saya Rizal Bagus Syaifulloh
    Tambahan referensi yang berguna bagi saya dan para pembaca lainnya. Terimakasih Pak. Semoga semakin bermanfaat ilmu yang Anda sampaikan.
    Model pembelajaran yang baik untuk dikembangkan mengingat fenomena yang terjadi adalah siswa paham akan teori namun kurang bisa memanfaatkan ilmunya dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Terlebih untuk memecahkan masalah yang otentik. Pengembangan pola pikir siswa juga akan dituntut untuk berkembang dengan pemikiran tingkat tinggi seperti yang diajarkan didalamnya. Yang jelas akan lebih berguna karena siswa dipacu untuk berpikir cerdas dalam pemecahan masalah yang otentik.

    BalasHapus
  21. pembelajaran berbasis masalah baik untuk digunakan sebagai salah satu model pembelajaran. Dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar. Dari segi content sudah baik dan lengkap mngenai pembelajaran berbasis masalah.

    BalasHapus
  22. ga di sebutkan rferensinya nih.................

    BalasHapus