Kamis, 23 Desember 2010

Anatomi IPA dan Metode Ilmiah

I. Anatomi IPA
     Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setidaknya terbangun atas 4 unsur yang meliputi hukum, teori,  prinsip, pustulat atau azas yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Hukum
     Hukum dalam IPA merupakan suatu pernyataan yang mengungkapkan adanya hubungan antara gejala alam yang konsisten. Karena konsistennya itulah maka hukum dapat digunakan untuk meramalkan. Adapun yang perlu diingat untuk memahami hukum ini adalah:
  1. Suatu pernyataan,
  2. Menyatakan adanya hubungan antara fakta,
  3. Telah diuji kebenarannya oleh ahli di bidang itu,
  4. Bersifat universal,
  5. Dapat digunakan untuk meramalkan,
  6. Berlaku pada kondisi yang terbatas,dan
  7. Peramalan hanya cocok bila kondisi tertentu yang terbatas itu terpenuhi.
B. Teori
     Menurut Kerlinger (1973) yang terjemahannya sebagai berikut. “Suatu teori adalah seperangkat pengertian (konsepsi) definisi dan proposisi yang saling berkaitan yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari berbagai fenomena dengan mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena tersebut.”
Teori memiliki tiga fungsi, yaitu:
  1. Menjelaskan, yang dijelaskan bisa saja berupa suatu hukum, bisa juga suatu gejala alam yang sederhana, dan dapat pula hubungan antar berbagai gejala alam.
  2. Memahamkan, fakta-fakta dari gejala alam yang berserakan di atas bumi dan alam semesta ini bila dirapihkan atau dibuat menjadi teratur dan sistematis maka akan mudah dipahami adanya saling keterkaitan secara teratur satu terhadap yang lain mengikuti ‘hukum alam’.
  3. Meramalkan, dari keteraturan ataupun sistematisasi fakta-fakta atau fenomena alami tadi dapat pula ditarik suatu kesimpulan atau ramalan.
 C. Postulat
     Secara singkat, potulat dapat diartikan sebagai suatu anggapan dasar yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi atau dianggap benar.

D. Prinsip atau Azas
     Prinsip atau azas dalam Ilmu Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum. Prinsip atau azas inilah yang sebenarnya melandasi kebenaran suatu hukum.
 
II. Metode Ilmiah
     Dalam IPA, pengetahuan itu dianggap benar bila sesuai dengan objeknya. Atas hal itu, ada suatu paham atau aliran yang disebut ‘fenomenalisme’. Bertolak dari fenomenalisme, IPA hanya terdiri dari suatu identifikasi, klasifikasi, dan kodifikasi dari berbagai fenomena alam yang kita amati. Fenomena dapat diartikan sebagai hubungan serta sifat-sifat dari benda. Pelopor dari paham ini adalah Patricius. Pahamnya ini didorong oleh ketidakpuasaan terhadap teori-teori yang diciptakan para astronom yang penuh dengan kira-kira ataupun dugaan-dugaan. Pelopor lain dari fenomenalisme adalah Barkeley yang melandasi pendapatnya atas tiga prinsip yaitu:
  1. Tidak ada bedanya antara fakta yang didapat dari hasil pengamatan dengan apa yang kita pahami tentang fakta itu,
  2. Hubungan antar gejala alam itu adalah sangat teratur karena diatur oleh Tuhan, bila tidak teratur itu adalah kesalahan pengamatan kita,
  3. IPA harus tetap dikaitkan dengan identifikasi dari hasil pemikiran manusia.
     Ada paham lain yang disebut Realisme. Paham ini mendambakan akan realita dari teori-teori maupun terminologi dari IPA. Paham realisme mempunyai kaidah secara skematis sebagai berikut:
  1. Istilah-istilah teoretis dapat mengacu kepada suatu realita hipotetis,
  2. Realita hipotetis itu adalah yang diharapkan menjadi realita,
  3. Realita yang diharapkan tersebut adalah ‘demonstrable’ artinya dapat ditunjukkan kenyataannya secara gestural.
Menurut Isaac dan Michael (1980), ada sepuluh langkah dasar yang harus ditempuh yaitu:
  1. Mengidentifikasikan lingkup masalahnya,
  2. Mengadakan survey kepustakaan yang berkenaan dengan permasalahannya,
  3. Merumuskan permasalahannya yang sebenarnya dalam bentuk yang jelas, dengan menggunakan istilah yang khusus,
  4. Merumuskan hipotesis yang dapat diuji dan mendefinisikan konsepsi-konsepsi dan dasar variabelnya,
  5. Menyatakan asumsi-asumsi sebagai landasan dasar yang memberikan petunjuk penafsiran kesimpulan yang akan didapat,
  6. Menyusun desain penelitian untuk mencapai validitas internal maupun external yang maksimal,
  7. Menetapkan cara pengumpulan data,
  8. Pemilihan cara analisis data,
  9. Pelaksanaan program penelitian,
  10. Penilaian hasil dan penarikan kesimpulan.

8 komentar:

  1. Seperti yang sering kita jumpai, "hukum" tu telah dibuat dalam waktu yang lama dari sekarang. maksudnya hukum2 itu dicetuskan oleh tokoh2 di waktu yang lampau.
    Apakah di masa sekarang ini juga dapat diciptakan suatu hukum???jika ada, contohnya hukum apa???
    Trimakasih...

    (093654007)

    BalasHapus
  2. hukum dapat digunakan untuk meramalkan itu bagaimana caranya pak? apakah seperti hipotesis gitu?
    terus kondisi yang terbatas itu maksudnya kondisi yang seperti apa?


    Terimakasih pak......

    BalasHapus
  3. Dalam anatomi IPA dan metode ilmiah artikelnya hanya dijelaskan poin-poinnya saja, belum ada paparan yang rinci. misalnya: hukum yang diterapkan dalam ipa itu apa saja. sehingga pembaca bisa mengerti lebih jelas, dan dalam metode ilmiah lumayan bagus, karena sangat berkaitan dengan IPA. alangkah baiknya diberi penerapan sehari-hari.

    BalasHapus
  4. ternyata ada banyak hal mengenai anatomi ipa dan metode ilmiah.
    pada anatomi ipa untuk lebih jelasnya perlu ditambahkan contoh-contohnya..
    dan pada metode ilmiah sudah bagus sekali bapak..
    saya mau menanyakan , fenomenaalisme itu sebenarnya apa ya bapak??
    terima kasih

    BalasHapus
  5. wahh, ternyata IPA terbentuk dari berbagai unsur-unsur ya, saya kira bahwa IPA itu terbentuk berdasarkan fenomena-fenomena yang ada di sekitar lingkungan kita
    memang benar yang dikatakan saudara SeptyNyeepp bahwa mungkin akan lebih jelas jika diberi contoh masing-masing. Mungkin contoh berikut ini dapat menanggapi komentar saudara SEptyNyeepp..
    hukum : hukum Newton, hukum Archimedes, dll
    teori : teori Darwin tentang evolusi
    postulat : postulat Louise de broglie
    prinsip atau azas : prinsip Bernoulie

    BalasHapus
  6. Wah ternyata bukan hanya tumbuhan dan hewan saja yah yang memiliki anatomi tapi suatu ilmu pengetahuan pun memiliki anatomi.. hehehe :$
    Penjelasannya sudah bagus pak,,, Dengan membaca artikel di atas, sedikit banyak informasi yang saya peroleh. Tapi masih agak bingung terkait dengan aliran2 tersebut.
    Untuk melengkapi informasi di atas, mungkin bisa ditambahkan contoh/aplikasi dalam pembelajaran mengenai anatomi IPA serta aliran/paham tersebut sehingga pembaca lebih mudah dalam memahaminya.. :-D
    mmm sekedar menambahkan informasi terkait definisi IPA itu sendiri..
    Bahwa IPA merupakan studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Cain & Evans (1990) menyatakan bahwa IPA mengandung empat hal yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.
    IPA sebagai konten dan produk mengandung arti bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya (bagian ANATOMI IPA). IPA sebagai proses atau metode berarti bahwa IPA merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan (bentuk KETERAMPILAN PROSES SAINS). IPA sebagai sikap berarti bahwa IPA dapat berkembang karena adanya sikap tekun, teliti, terbuka, dan jujur. IPA sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa IPA terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan. Jika IPA mengandung keempat hal tersebut, maka dalam pendidikan IPA di sekolah seyogyanya siswa dapat mengalami keempat hal tersebut, sehingga pemahaman siswa terhadap IPA menjadi utuh dan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hidupnya.
    Semoga bermanfaat :-)

    BalasHapus
  7. subhanallah...sungguh luar biasa IPA itu..tak hanya dari lingkungan sekitar akan tetapi sejak awal terbentuknya bumi sampai sekarang beserta isinya peran IPA tak luput adanya. para ilmuwan sejak dulu sudah banyak menjelaskan sehimgga para pelajar tak merasa kesulitan memahami peran IPa dalm pembelajaran. kita sebgai pelajar juga sudah diajarkan menbuktikan adanya teori dan fenomena yang ada..dari yang kasat mata sampai terlihat bisa kita pelajari. sungguh istimewa dan beruntung kita mempelajari itu..dari informasi ini saya dan pihak lain yang membaca dapat menambah wawasan yang kiranya belum terpenuhi..terima kasih pak rudi..semoga banyak bermanfaat,,

    BalasHapus
  8. anatomi ipa hukum. teori, postulat dan azas hubungannya dengan pendidikan ipa apah? mohon dijeelaskan

    BalasHapus