Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.
Jumat, 07 Oktober 2011
Selasa, 26 Juli 2011
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Teams-Games-Tournament (TGT), pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam model ini, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual (Robert E. Slavin, 2008).
Jumat, 22 Juli 2011
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan pengembangan sosial. Berdasarkan hasil penelitian Slavin (1994) menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Dari hasil penelitian Lundgren (1994), menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya.
Selasa, 21 Juni 2011
Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa pendekatan yang lebih dikenal dengan tipe-tipe pembelajaran kooperatif. Menurut Arends (2001), terdapat empat tipe pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Student Teams Achievement Division (STAD), 2) Investigasi Kelompok, 3) Pendekatan Struktural, 4) Jigsaw. Masing-masing tipe dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:
Sabtu, 18 Juni 2011
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan faham konstruktivis yang berpandangan bahwa anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan secara sadar strateginya sendiri dalam belajar, sedangkan guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (Slavin, 1994; Abruscato, 1999). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Selasa, 24 Mei 2011
Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
A. Pengertian
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung.
Rabu, 02 Maret 2011
Konsep Pembelajaran Inovatif
1. Pengertian Pembelajaran Inovatif
Aktivitas proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan, sedangkan guru adalah salah satu pemegang utama di dalam menggerakkan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan. Tugas utama seseorang guru ialah mendidik, mengajar, membimbing, melatih. Oleh karenanya, tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru. Agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat, maka diperlukan guru yang memahami dan menghayati profesinya. Untuk itu, dibutuhkan guru yang memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga membuat proses pembelajaran aktif yang mampu menciptakan suasana pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Untuk menjadi guru yang profesional diperlukan pendidikan dan pelatihan serta pendidikan khusus.
Sabtu, 19 Februari 2011
Pembelajaran Bermakna (Meaningfull Learning)
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa.
Jumat, 11 Februari 2011
Peran Guru Abad XXI
Pada era globalisasi, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan seperti persaingan ketat dalam perdagangan internasional sebagai konsekuensi dari berlakunya pasar bebas di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Untuk itu pendidik harus diorientasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan tersebut, agar output pendidikan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidik memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan.
Minggu, 30 Januari 2011
Implikasi Pembelajaran Terpadu
Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi tentu tidak mudah untuk dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan kemauan untuk beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang pendidikan usia dini, namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP/MTs dan SMA/MA. Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan pada jenjang tersebut. Pembelajaran terpadu merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan, implikasi yang terjadi adalah:
Rabu, 19 Januari 2011
Perencanan Pembelajaran Terpadu
Pengembangan pembelajaran terpadu dapat berupa contoh, aplikasi, pemahaman, analisis, dan evaluasi. Konsep-konsep dapat dipadukan dari semester yang berlainan yang pembelajarannya dapat dilaksanakan pada semester yang sama dengan tidak meninggalkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada semester lainnya. Ada berbagai model dalam mengembangkan pembelajaran Terpadu yang dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan pembelajaran terpadu berikut ini:
Minggu, 16 Januari 2011
Ragam Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : fragmented (penggalan), connected (keterhubungan), nested (sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba), threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja). Model-model tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:
Minggu, 09 Januari 2011
Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dikembangkan dalam bidang kajian, namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup.
Jumat, 07 Januari 2011
Filosofi, Tujuan, dan Manfaat Pembelajaran Terpadu
Secara filosofis kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran berikut : (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Progesivisme secara singkat beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu menekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah, dan (d) memperhatikan pengalaman siswa.
Konstruktivisme beranggapan bahwa pengalaman langsung siswa adalah kunci dalam pembelajaran. Dengan kata lain, aliran konstruktivisme mengatakan bahwa pengetahuan, keterampilan dan perilaku seseorang diperoleh dari pembentukan (konstruksi) hal-hal tersebut melalui interaksi dengan obyek itu sendiri atau melalui pengalaman langsung. Humanisme menganggap bahwa siswa adalah: (a) memiliki keunikannya sendiri, (b) potensi, dan (c) motivasi masing-masing. Rabu, 05 Januari 2011
Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna berarti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Senin, 03 Januari 2011
Mengapa Pembelajaran Terpadu Diperlukan?
Timbul pertanyaan mendasar, perlukah kita memadukan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, atau satu mata pelajaran dengan bahan ajar tertentu, sehingga menjadi satu proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, setidaknya ada dua alasan utama mengapa diperlukan pembelajaran terpadu yaitu:
Langganan:
Postingan (Atom)